saintgeorgesflushing.org – Israel melancarkan serangan udara berskala besar yang menargetkan fasilitas nuklir serta pusat komando militer Iran pada Minggu dini hari waktu setempat. Serangan ini menjadi yang paling agresif dan terkoordinasi sepanjang sejarah konflik antara kedua negara.
Serangan Tepat Sasaran di Beberapa Lokasi Strategis
Jet tempur Israel menyusup ke wilayah udara Iran dan menghantam beberapa lokasi penting di sekitar Natanz, Esfahan, dan Teheran. Serangan tersebut menghancurkan fasilitas penelitian nuklir, gudang rudal, serta pos komando yang diyakini sebagai tempat pertemuan pejabat tinggi Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Pemerintah Israel menyatakan bahwa operasi ini bertujuan untuk mencegah Iran mencapai kemampuan nuklir militer.
Kepemimpinan Militer Iran Jadi Target Utama
Militer Israel juga secara khusus menargetkan para petinggi IRGC. Intelijen Israel mengidentifikasi pertemuan strategis yang dihadiri oleh Jenderal Hassan Khosravi dan beberapa komandan utama IRGC di kompleks militer dekat Teheran. Serangan presisi menewaskan beberapa perwira tinggi, termasuk Khosravi, yang selama ini memimpin operasi militer Iran di luar negeri.
Iran Balas Tuding Israel sebagai Agresor Internasional
Pemerintah Iran langsung menggelar konferensi pers dan mengecam keras tindakan Israel. Presiden Ebrahim Raisi menuduh Israel melanggar hukum internasional dan berjanji akan membalas dengan “tangan besi.” Ia juga menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk aksi militer Israel dan menjatuhkan sanksi internasional. Juru bicara IRGC menyebut serangan ini sebagai deklarasi perang terbuka.
Dukungan Amerika Serikat Jadi Sorotan
Meskipun tidak secara terbuka menyatakan dukungan, pejabat senior Amerika Serikat menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri dari ancaman nuklir Iran. Beberapa sumber di Pentagon membenarkan bahwa Washington mengetahui rencana Israel jauh sebelum pelaksanaannya, meskipun tidak terlibat langsung. Hal ini memicu kecaman dari Rusia dan Tiongkok yang menilai tindakan tersebut dapat memicu eskalasi besar di Timur Tengah.
Dunia Internasional Desak Penahanan Diri
PBB, Uni Eropa, dan negara-negara Asia mendesak semua pihak menahan diri dan menghindari perang terbuka. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyatakan keprihatinan mendalam terhadap meningkatnya ketegangan dan menyerukan dialog damai. Namun, baik Israel maupun Iran belum menunjukkan sinyal untuk mundur dari konflik yang terus memburuk.
Potensi Perang Regional Semakin Nyata
Pengamat militer menilai serangan ini dapat memicu konflik regional yang melibatkan milisi pro-Iran di Suriah, Lebanon, dan Irak. Hizbullah dilaporkan sudah menaikkan status siaga penuh, sementara milisi Syiah di Irak menyatakan dukungan penuh terhadap Iran. Israel, di sisi lain, telah menyiapkan sistem pertahanan rudal dan mengevakuasi sebagian penduduk di wilayah utara dekat perbatasan Lebanon.
Titik Balik Baru dalam Ketegangan Israel-Iran
Serangan besar-besaran Israel ke jantung kekuatan slot deposit pulsa 10 ribu militer dan nuklir Iran menciptakan babak baru dalam hubungan kedua negara yang selama ini penuh permusuhan. Dunia menunggu dengan cemas, apakah ini awal dari perang terbuka, atau menjadi peringatan terakhir sebelum upaya diplomasi benar-benar dibuka kembali.