saintgeorgesflushing.org – Laporan terbaru menunjukkan bahwa kelompok ekstremis Yahudi berencana untuk melakukan serbuan ke kompleks Masjid Al Aqsa, situs yang dianggap sangat suci oleh umat Muslim. Kelompok ini, yang terdiri dari 172 anggota, dikabarkan akan melaksanakan sebuah ritual kuno yang berakar pada zaman Nabi Musa.
Kepolisian Israel Berikan Perlindungan
Media Wafa, yang informasinya diambil dari New Arab, memberitakan bahwa kepolisian Israel akan mendampingi dan memberikan perlindungan khusus selama kelompok ekstremis Yahudi tersebut melakukan ritual di dalam kompleks Masjid Al Aqsa.
Persiapan Ritual dan Pentingnya Sapi Merah
Sebuah altar besar sedang dibangun di Yerusalem untuk kegiatan ritual ini. Ritual penyembelihan sapi merah dianggap sebagai langkah penting dalam memenuhi nubuat Alkitab kuno, yang dipercaya akan membuka jalan bagi pembangunan kembali Kuil Sulaiman Ketiga di Yerusalem.
Tradisi Yahudi dan Kedatangan Sapi Merah ke Israel
Dalam tradisi Yahudi, sapi betina merah sempurna tanpa cacat diperlukan untuk proses penyucian yang harus terjadi sebelum pembangunan Kuil Ketiga bisa dimulai. Faksi-faksi Palestina telah memberi perhatian khusus pada isu ini, menyoroti kedatangan sapi merah ke Israel, yang telah difasilitasi oleh Yitshak Mamo dari Uvne Jerusalem, dengan sapi tersebut diimpor dari Texas ke Tepi Barat sebagai hewan peliharaan untuk menghindari peraturan ekspor.
Signifikansi Sapi Merah dalam Tradisi Yahudi
Sapi betina merah, menurut kitab-kitab Yahudi, haruslah tanpa cacat atau tanda dan belum pernah digunakan untuk bekerja. Abu dari pengorbanan sapi tersebut digunakan dalam proses penyucian, sebagaimana dijelaskan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama. Proses penyucian ini dianggap esensial untuk partisipasi dalam aktivitas keagamaan tertentu di Yerusalem.
Implikasi untuk Masjid Al Aqsa dan Pembangunan Kembali Kuil Ketiga
Warga Israel yang mendukung ritual ini percaya bahwa pengorbanan sapi merah adalah prasyarat untuk pembangunan kembali Kuil Ketiga, yang akan berdiri di tempat yang sama dengan Masjid Al Aqsa saat ini. Ini adalah bagian dari keyakinan bahwa pembangunan kembali kuil tersebut akan mendatangkan Mesias yang akan membantu mereka dalam menguasai dunia, suatu keyakinan yang dipegang oleh kelompok Yahudi radikal.
Sejarah Kuil Sulaiman
Tradisi Yahudi mencatat bahwa setelah Raja Daud menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota, Raja Sulaiman membangun kuil pertama pada tahun 1000 SM, yang kemudian dihancurkan oleh Nebukadnezar. Kuil Sulaiman Kedua dibangun di bawah Raja Herodes pada tahun 37 SM, namun dihancurkan oleh tentara Romawi pada tahun 70 M. Sejak itu, keberadaan fisik kuil telah menghilang, dengan kelompok radikal Yahudi saat ini percaya bahwa pembangunan kembali kuil ini adalah kunci bagi kedatangan Mesias.