serangan-nirawak-taktis-rusia-tuduh-ukraina-ganggu-logistik-jelang-diplomasi-dengan-as

saintgeorgesflushing – Pemerintah Rusia mengklaim sejumlah wilayahnya di dekat perbatasan Ukraina diserang oleh puluhan pesawat nirawak (drone) pada Senin (12/2/2024), hanya dua hari sebelum rencana pertemuan tingkat tinggi antara pejabat Amerika Serikat (AS) dan Ukraina di Brussels. Serangan ini disebut sebagai yang terbesar dalam sebulan terakhir, dengan sasaran infrastruktur energi dan militer di Oblast Belgorod dan Kursk.

Kronologi Serangan

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, sekitar 35 drone diluncurkan dari wilayah Ukraina antara pukul 03.00 hingga 05.00 waktu setempat. Sebanyak 28 di antaranya berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia, sementara 7 lainnya mencapai target, termasuk:

  • Depo Amunisi Militer di Belgorod yang mengalami kerusakan sedang.
  • Gardu Listrik di Kursk yang menyebabkan pemadaman di 3 desa.
  • Pabrik Bahan Kimia di Voronezh yang memicu kebakaran kecil.

Otoritas Ukraina belum mengklaim tanggung jawab, tetapi sumber intelijen AS yang diwawancarai Reuters menyebut serangan ini “bagian dari strategi Kyiv untuk mengganggu logistik militer Rusia”.

Pernyataan Resmi Rusia

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengecam serangan tersebut sebagai “aksi terorisme yang didukung Barat”. “Ini adalah provokasi terencana untuk melemahkan posisi kami sebelum perundingan AS-Ukraina. Kami akan membalas secara proporsional,” ujarnya dalam konferensi pers.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengaku telah meningkatkan sistem pertahanan udara di wilayah barat. “Setiap drone yang mencoba masuk akan dihancurkan,” tegasnya.

Konteks Perundingan AS-Ukraina

Serangan ini terjadi menjelang pertemuan AS-Ukraina di Brussels pada 14 Februari 2024, yang akan membahas:

  1. Pengiriman paket bantuan militer AS senilai $61 miliar yang masih tertunda di Kongres.
  2. Rencana pembentukan “zona demiliterisasi” di perbatasan Rusia-Ukraina.
  3. Dukungan AS untuk inisiatif perdamaian Ukraina di PBB.

Analis politik Tatiana Stanovaya dari Carnegie Endowment menyatakan, “Klaim Rusia tentang serangan drone mungkin digunakan sebagai tekanan untuk memengaruhi agenda perundingan, terutama terkait pembatasan pasokan senjata Barat ke Ukraina.”

serangan-nirawak-taktis-rusia-tuduh-ukraina-ganggu-logistik-jelang-diplomasi-dengan-as

Respons Internasional

  • Ukraina: Juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina, Lyudmyla Dolhonovska, menyebut klaim Rusia “tidak terbukti dan hiperbolis”. “Rusia kerap menciptakan narasi korban sebelum dialog internasional,” katanya.
  • AS: Departemen Luar Negeri AS melalui Matthew Miller menyerukan “de-eskalasi” namun menegaskan komitmen untuk mendukung Ukraina.
  • NATO: Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengutuk “setiap serangan terhadap wilayah sipil” tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.

Analisis Pakar Militer

Pakar drone militer David Hambling dari Forbes menjelaskan bahwa serangan drone skala besar seperti ini menunjukkan peningkatan kemampuan Ukraina dalam perang elektronik. “Mereka mungkin menggunakan drone switchblade atau Phoenix Ghost buatan AS yang dimodifikasi untuk jangkauan lebih jauh,” ujarnya.

Dampak Potensial pada Perundingan

Para diplomat Eropa di Brussels memperkirakan Rusia akan menggunakan insiden ini untuk:

  1. Memperkuat narasi “ancaman keamanan” dari Ukraina.
  2. Menekan AS agar membatasi pasokan drone canggih ke Kyiv.
  3. Mempersulit pembahasan zona demiliterisasi yang diusulkan Ukraina.

Data Serangan Drone Terkini

Menurut Conflict Armament Research (CAR):

  • 78% serangan drone Ukraina pada Januari 2024 menyasar infrastruktur logistik Rusia.
  • Rusia kehilangan 42 sistem pertahanan udara dalam 6 bulan terakhir akibat serangan drone.

Apa Selanjutnya?

Pemerintah Rusia mengancam akan membalas serangan dengan “operasi khusus” di Kharkiv, Ukraina. Sementara itu, Ukraina meningkatkan produksi drone domestik hingga 500 unit/bulan, menurut data Kementerian Strategi Industri Ukraina.

Perundingan AS-Ukraina di Brussels akan menjadi ujian apakah serangan ini memicu eskalasi atau justru mempercepat jalan diplomatik.