saintgeorgesflushing – Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri telah mengamankan 18 oknum polisi yang diduga terlibat dalam kasus pemerasan terhadap penonton asal Malaysia selama gelaran Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 13-15 Desember 2024.
Para oknum polisi tersebut berasal dari berbagai satuan, termasuk Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Kemayoran. Mereka ditangkap setelah adanya laporan dari beberapa korban, termasuk warga negara asing (WNA), yang mengalami pemerasan saat menghadiri acara DWP 2024.
Menurut Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, penangkapan ini dilakukan sebagai respons atas keluhan sejumlah penonton DWP, termasuk warga negara asing, yang menjadi korban dalam insiden tersebut. “Polri tidak akan mentolerir pelanggaran yang dilakukan oleh setiap anggota Polri. Kami memastikan tidak ada tempat bagi oknum yang mencoreng institusi,” ujar Trunoyudo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (21/12/2024).
Para oknum polisi tersebut diduga melakukan pemerasan dengan memaksa penonton untuk menjalani tes urine dan meminta uang tebusan yang jumlahnya berkisar antara RM 90,000 hingga RM 200,000, bahkan dari mereka yang lulus tes urine. Salah satu korban, Ilham (26), warga negara Malaysia, mengaku bahwa paspornya ditahan oleh seseorang yang mengaku polisi dan baru dikembalikan setelah rekannya memberikan uang sebesar Rp 200,000 kepada terduga polisi tersebut.
Kasus ini telah menimbulkan reaksi keras dari masyarakat, terutama di media sosial. Banyak penonton yang mengungkapkan pengalaman buruk mereka selama acara DWP 2024, termasuk pemeriksaan mendadak dan pemerasan oleh oknum polisi yang menyamar dalam kerumunan.
Pihak penyelenggara DWP, Ismaya Live, juga telah menyampaikan pernyataan resmi terkait kontroversi ini. Mereka menyatakan penyesalan atas kejadian tersebut dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan otoritas terkait untuk menyelidiki secara menyeluruh dan mencegah insiden serupa di masa depan.
Polri berjanji akan menindak tegas setiap pelanggaran yang dilakukan oleh anggotanya dan menjamin bahwa investigasi akan dilakukan secara profesional, transparan, dan tuntas. “Kami memastikan tidak ada tempat bagi oknum yang mencoreng institusi. Investigasi pun telah kami lakukan secara profesional, transparan, dan tuntas,” tegas Trunoyudo.
Dengan penangkapan ini, diharapkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian dapat dipulihkan dan tindakan tegas akan memberikan efek jera bagi oknum-oknum yang mencoba mencoreng nama baik kepolisian.