saintgeorgesflushing – Korea Utara kembali menarik perhatian dunia dengan meluncurkan rudal balistik interkontinental (ICBM) yang diduga memiliki kemampuan menembus sistem pertahanan udara negara-negara besar. Peluncuran ini, yang dilakukan pada tanggal 1 November 2024, menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi rudal Korea Utara.
Peluncuran rudal balistik ini dilakukan dari basis peluncuran di wilayah Phyongyang, ibukota Korea Utara. Menurut laporan dari Badan Penerbangan dan Ruang Angkasa Internasional (ICAO), rudal tersebut terbang selama 50 menit dan mencapai ketinggian 6,000 kilometer sebelum mendarat di perairan Laut Jepang.
Korea Utara mengklaim bahwa rudal yang diluncurkan adalah model terbaru yang mereka sebut sebagai “Hwasong-18”. Menurut pernyataan resmi dari Korea Utara, rudal ini memiliki kemampuan untuk mencapai target di Amerika Serikat dan Eropa dengan akurasi yang tinggi. Mereka juga mengklaim bahwa rudal ini telah mencapai tahap “sempurna” dalam pengembangannya.
Peluncuran rudal balistik ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Cina, dan Jepang. Amerika Serikat telah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk peluncuran ini dan menyerukan kepada Korea Utara untuk berhenti dari semua aktivitas yang dapat menambah ketegangan di wilayah tersebut.
Cina, yang merupakan mitra utama Korea Utara, juga telah mengeluarkan pernyataan yang menyerukan kepada Korea Utara untuk menghentikan semua aktivitas yang dapat menambah ketegangan di wilayah tersebut. Sementara itu, Jepang telah mengerahkan pasukan angkatan laut untuk memantau situasi di perairan Laut Jepang.
Peluncuran rudal balistik ini memiliki dampak strategis yang signifikan. Korea Utara telah menunjukkan kemampuannya untuk mencapai target di Amerika Serikat dan Eropa, yang dapat mengubah dinamika kekuatan di wilayah Asia Timur. Hal ini juga dapat menambah tekanan pada Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya untuk menemukan solusi diplomatik yang lebih efektif untuk mengatasi ancaman dari Korea Utara.
Peluncuran rudal balistik interkontinental oleh Korea Utara telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi rudal mereka. Rudal yang diduga memiliki kemampuan untuk mencapai target di Amerika Serikat dan Eropa telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara besar. Dampak strategis dari peluncuran ini dapat mengubah dinamika kekuatan di wilayah Asia Timur dan menambah tekanan pada Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya untuk menemukan solusi diplomatik yang lebih efektif.