saintgeorgesflushing – Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Indonesia, meletus pada Sabtu pagi (14/10), menyemburkan kolom abu vulkanis setinggi 8.200 kaki (2.500 meter) ke udara. Letusan ini memicu peringatan dini tsunami dari pihak berwenang, mengingat sejarah mematikan gunung tersebut pada 2018 silam.
Detail Letusan dan Dampak Langsung
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan terjadi pukul 06.30 WIB dengan amplitudo maksimum 75 mm. Abu vulkanis menyebar ke arah barat daya, mengarah ke Lampung dan Banten. Beberapa wilayah melaporkan hujan abu halus, meski belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan infrastruktur.
Pihak Bandara Internasional Soekarno-Hatta mengonfirmasi penundaan sementara penerbangan ke Lampung dan Banten akibat gangguan visibilitas. “Kami memantau kondisi udara setiap jam,” kata juru bicara bandara.
Peringatan Tsunami dan Evakuasi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengaktivasi sistem peringatan dini tsunami pascaletusan. “Erupsi eksplosif berpotensi memicu longsoran lereng ke laut, yang dapat menghasilkan gelombang tinggi,” jelas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Pemda Lampung dan Banten telah membuka 15 titik pengungsian darurat. “Kami menyiapkan kapal patroli dan logisitik darurat,” ujar Kepala BPBD Lampung, Fatturohman.
Konteks Historis dan Risiko
Gunung Anak Krakatau terbentuk pascaerupsi dahsyat Krakatau pada 1883 yang menewaskan 36.000 jiwa. Sejak 1927, gunung ini aktif tumbuh dengan rata-rata 4-9 meter per tahun. Letusan Desember 2018 lalu menyebabkan longsoran bawah laut yang memicu tsunami setinggi 3 meter, menewaskan 437 orang.
Ahli Geologi dari ITB, Mirzam Abdurrachman, menjelaskan: “Struktur tubuh Anak Krakatau yang tidak stabil membuat erupsi besar berisiko memicu kolaps sebagian lereng. Jika volume longsoran mencapai 0,1 km³, tsunami kecil hingga sedang mungkin terjadi.”
Tingkat Siaga dan Antisipasi
PVMBG menetapkan status Gunung Anak Krakatau pada Level III (Siaga). Masyarakat dilarang mendekati zona bahaya dalam radius 5 km dari kawah. Tim pemantau lapangan telah memasang sensor baru untuk mendeteksi deformasi lereng secara real-time.
Pemerintah juga mengaktifkan sistem early warning tsunami berbasis buoy dan seismograf bawah laut. “Kami belajar dari tragedi 2018. Sistem sekarang mampu memberi peringatan 3-5 menit lebih cepat,” tegas Dwikorita.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Sektor pariwisata sementara terdampak. Kapal feri antara Merak dan Bakauheni dialihkan ke rute aman. Aktivitas nelayan dihentikan sementara, mengancam pendapatan harian ribuan keluarga.
Ahli ekologi laut, Widi Pratikno, memperingatkan potensi kerusakan terumbu karang akibat abu vulkanis. “Partikel abu dapat menutupi fotosintesis alga dan mengubah pH air,” ujarnya.
Imbauan untuk Publik
Masyarakat diimbau:
- Pantau informasi resmi dari PVMBG dan BMKG.
- Hindari pantai hingga status peringatan dicabut.
- Gunakan masker untuk menghindari iritasi saluran pernapasan.
Pusat Krisis BNPB telah membuka hotline 24 jam (117) untuk laporan darurat. Updates terkini dapat diakses melalui situs magma.vsi.esdm.go.id dan bmkg.go.id.
“Kami berharap situasi mereda dalam 72 jam ke depan. Namun, kesiapsiagaan tetap kunci,” tutup Kepala BNPB, Suharyanto, dalam konferensi pers siang tadi.