saintgeorgesflushing – Pemerintah Norwegia menyampaikan keprihatinan resmi atas rencana Polandia untuk menarik diri dari Konvensi Espoo 1991, perjanjian internasional yang mengatur penilaian dampak lingkungan lintas batas. Langkah ini dinilai berisiko melemahkan kerja sama lingkungan di Eropa dan mengancam ekosistem regional.
Latar Belakang Konvensi Espoo
Konvensi Espoo (Espoo Convention), ditandatangani di kota Espoo, Finlandia, mewajibkan negara-negara anggota untuk melakukan konsultasi transparan dengan negara tetangga sebelum mengadakan proyek besar yang berpotensi berdampak lingkungan lintas batas. Contohnya adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara, bendungan, atau infrastruktur industri di dekat perbatasan.
Polandia, sebagai anggota sejak 1997, disebutkan sedang mempertimbangkan pengunduran diri setelah konflik terkait proyek perluasan tambang batu bara Turow di perbatasan Polandia-Ceko. Pada 2021, Pengadilan Uni Eropa memutuskan Polandia melanggar hukum UE karena tidak menghentikan operasi tambang yang merusak sumber air Ceko.
Sumber Keprihatinan Norwegia
Menteri Lingkungan Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, dalam pernyataan tertulis menyebut langkah Polandia sebagai “ancaman bagi stabilitas lingkungan Eropa”. Norwegia, yang bukan anggota UE tetapi aktif dalam diplomasi hijau, khawatir keputusan ini akan memicu efek domino. “Konvensi Espoo adalah fondasi kepercayaan antarnegara. Menghilangkannya berarti membuka pintu bagi krisis ekologi tanpa mekanisme resolusi,” tegasnya.
Kekhawatiran khusus ditujukan pada proyek energi Polandia yang bergantung pada batu bara—sumber 70% listrik negara itu. Norwegia, sebagai pengekspor gas terbesar di Eropa, juga menilai langkah ini kontraproduktif dengan transisi energi global.
Respons Polandia
Pemerintah Polandia membantah akan sepenuhnya meninggalkan konvensi. Juru bicara Kementerian Iklim Polandia, Aleksander Brzozowski, menyatakan: “Kami hanya merevisi komitmen untuk menyesuaikan dengan prioritas nasional, termasuk keamanan energi.” Namun, pakar hukum UE, Dr. Katarzyna Zuchowicz, dari Universitas Warsawa, menyebut argumen ini “tidak memiliki dasar hukum”.
Dampak Regional
Penarikan diri Polandia berpotensi memicu ketegangan dengan negara tetangga:
- Ceko: Masalah tambang Turow belum sepenuhnya selesai.
- Jerman: Proyek perluasan jalur kereta api cepat Polandia di dekat Sungai Oder dikhawatirkan memengaruhi kualitas air Jerman.
- Swedia dan Denmark: Kedua negara telah mengajukan protes terhadap polusi udara lintas batas dari Polandia.
Reaksi Internasional
- Uni Eropa: Komisioner Lingkungan UE, Virginijus Sinkevičius, mendesak Polandia untuk “tidak mengambil langkah terburu-buru”.
- Lembaga Swadaya Masyarakat: Greenpeace Eropa Tengah menyebut keputusan ini “kembali ke era industrialisasi buta lingkungan”.
- Rusia dan Belarusia: Kedua negara, yang juga anggota Konvensi Espoo, dikabarkan “memantau perkembangan untuk kepentingan strategis”.
Analisis Ahli
Profesor Hukum Internasional dari Universitas Oslo, Dr. Ingrid Solberg, menjelaskan: “Jika Polandia benar-benar keluar, Norwegia dan negara Nordia lainnya mungkin akan memperketat sanksi tidak resmi, seperti membatasi investasi hijau di Polandia.”
Apa Selanjutnya?
Perundingan tertutup antara Polandia dan Norwegia direncanakan pekan depan di Brussels. Namun, analis politik menyebut Polandia sulit diarahkan karena isu energi telah menjadi alat kampanye partai berkuasa (PiS) menjelang pemilu 2023.
Keputusan akhir Polandia diharapkan muncul sebelum KTT Lingkungan Eropa pada November mendatang. Jika konvensi benar-benar diakhiri, Norwegia dan sekutunya berencana mengajukan gugatan ke Pengadilan Internasional.