saintgeorgesflushing – Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencetak rekor baru pada perdagangan Rabu (19 Juni 2024), mencapai Rp1.745.000 per gram. Kenaikan ini menandai tren bullish (kenaikan) keempat hari berturut-turut, dipicu pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan ketegangan geopolitik Timur Tengah.
Kenaikan Terkini dan Faktor Pendorong
Berdasarkan data Logam Mulia, harga emas Antam melonjak Rp15.000 per gram dari posisi kemarin di Rp1.730.000 per gram. Di pasar global, harga spot emas London Bullion Market Association (LBMA) juga menguat 0,8% ke level US$2.385 per troy ounce, tertinggi sejak Mei 2024.
“Bank sentral global seperti The Fed masih menunda pemotongan suku bunga. Ini membuat investor beralih ke emas sebagai safe haven,” jelas Putra Abadi, analis pasar komoditas Mirae Asset Sekuritas. Ia menambahkan, ketidakpastian pemilu di Prancis dan eskalasi konflik Israel-Palestina turut memicu aksi beli emas.
Antrean Panjang di Gerai Logam Mulia
Puluhan investor terlihat mengantre di gerai Logam Mulia Jakarta sejak pagi. “Saya membeli 50 gram hari ini karena prediksi harga masih akan naik. Emas tetap instrumen paling stabil,” ujar Dian, seorang pedagang ritel yang telah berinvestasi emas sejak 2018.
Harga buyback (pembelian kembali) emas Antam juga naik ke Rp1.650.000 per gram, memberikan keuntungan Rp95.000 per gram bagi investor yang membeli di level Rp1.555.000 per gram pada Januari 2024.
Bank Sentral Dorong Permintaan
Data World Gold Council menunjukkan, bank sentral dunia membeli 290 ton emas di kuartal I-2024, dengan China dan India sebagai pembeli terbesar. Di dalam negeri, permintaan emas fisik naik 12% secara tahunan (year-on-year).
PT Antam mengonfirmasi stok emas batangan masih aman meski permintaan meningkat. “Kami mengoptimalkan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar,” tegas Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo.
Analis menyarankan investor memanfaatkan koreksi harga untuk akumulasi, dengan target harga Rp1,8 juta per gram pada akhir 2024. Namun, mereka mengingatkan agar tidak panic buying dan tetap diversifikasi portofolio.